Operant conditioning atau dapat juga di sebut sebagai instrumental conditioning, adalah metode pembelajaran yang menggunakan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) untuk segala perilaku. Melalui pengkondisian tersebut, ada asosiasi antara perilaku dan konsekuensi (baik negatif atau positif) untuk perilaku yang di lakukan.
Akan tetapi pengkondisian ini juga memainkan peran yang kuat dalam pembelajaran sehari-hari. Penguatan dan hukuman berlangsung dalam suasana alamiah sepanjang waktu, serta dalam lingkungan yang lebih terstruktur seperti ruang kelas atau sesi terapi.
Misalnya dalam suatu contoh tentang tertib budaya lali lintas. Anda di wajibkan memakai helm saat berkendara dengan sepeda motor. Anda akan di berikan hukuman jika tidak menggunakan helm misalnya kena tilang oleh polisi. Apabila dalan suatu waktu Anda tidak menggunakan helm saat tidak ada polisi artinya pengkondisian tersebut gagal. Akan tetapi bila Ada patu menggunakan helm meski tidak ada polisi artinya operant conditionong tersebut berhasil.
Sejarah Operant Conditioning
Pengkondisian operan pertama kali di jelaskan oleh behavioris B.F. Skinner, itulah sebabnya Anda terkadang mendengarnya sebagai Pengondisian Skinnerian. Sebagai seorang behavioris, Skinner percaya bahwa tidak perlu melihat pikiran dan motivasi internal untuk menjelaskan perilaku. Sebaliknya, dia menyarankan, kita harus melihat hanya pada penyebab eksternal yang dapat di amati dari perilaku manusia.
Ahli perilaku awal memfokuskan minat mereka pada pembelajaran asosiatif. Skinner lebih tertarik pada bagaimana konsekuensi tindakan orang memengaruhi perilaku mereka. Pengkondisian ini bergantung pada premis yang cukup sederhana yaitu tindakan yang di ikuti dengan penguatan akan di perkuat dan lebih mungkin terjadi lagi di masa mendatang. Jika Anda menceritakan kisah lucu di kelas dan semua orang tertawa, kemungkinan besar Anda akan menceritakan kisah itu lagi di masa mendatang.
Tipe Perilaku
- Perilaku responden adalah perilaku yang terjadi secara otomatis dan refleks. Hal ini seperti menarik tangan kembali dari kompor panas atau reflek saat persendian terketuk. Anda tidak harus mempelajari perilaku ini. Mereka terjadi begitu saja secara otomatis dan tidak di sengaja.
- Perilaku operator, di sisi lain, adalah yang berada di bawah kendali kesadaran kita. Beberapa mungkin terjadi secara spontan dan yang lainnya dengan sengaja, tetapi konsekuensi dari tindakan inilah yang kemudian memengaruhi apakah hal itu terjadi lagi di masa depan atau tidak. Tindakan kita terhadap lingkungan dan konsekuensi dari tindakan tersebut merupakan bagian penting dari proses pembelajaran.
Punishment dan reward juga ada yang positif dan negatif tergantung dari respon masing-masing individu dalam menerimanya. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa contoh kasusnya.
Contoh Operant Conditioning Dalam Kehidupan
- Setelah tampil dalam drama teater komunitas, Anda menerima tepuk tangan dari penonton. Ini bertindak sebagai penguat positif, menginspirasi Anda untuk mencoba lebih banyak peran kinerja.
- Anda melatih anjing Anda untuk menjemput dengan menawarkan pujian dan tepukan di kepala setiap kali dia melakukan perilakunya dengan benar. Ini adalah penguat positif lainnya.
- Seorang profesor memberi tahu mahasiswanya bahwa jika kehadiran mereka sempurna sepanjang semester, mereka tidak harus mengikuti ujian akhir komprehensif. Dengan menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan (tes akhir), siswa secara negatif diperkuat untuk menghadiri kelas secara teratur.
- Jika Anda gagal menyerahkan proyek tepat waktu, atasan Anda akan marah dan mencaci-maki kinerja Anda di depan rekan kerja. Ini bertindak sebagai hukuman positif, sehingga kecil kemungkinan Anda akan menyelesaikan proyek di masa mendatang.
- Seorang gadis remaja tidak membersihkan kamarnya seperti yang di minta, jadi orang tuanya mengambil ponselnya untuk sisa hari itu. Ini adalah contoh hukuman negatif di mana stimulus positif di ambil.
Itulah yang di maksud dengan operant conditioning dan penerapannya.