Memiliki rasa percaya diri tentu hal yang bagus. Namun, jika terlalu tinggi hingga selalu ingin menjadi objek pujian dan melenyapkan rasa empati pada orang lain, itu baru salah. Dalam istilah medis, kondisi ini merupakan gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder).
Kondisi ini merupakan sebuah gangguan mental, yang membuat pengidapnya merasa pribadinya jauh lebih penting daripada orang lain. Selain itu memiliki kebutuhan yang tinggi untuk mendapatkan pujian dan kebanggan, namun memiliki empati yang rendah terhadap orang lain.
Namun, di balik rasa percaya diri yang begitu tinggi itu, pengidap gangguan kepribadian narsistik sebenarnya rapuh dan mudah runtuh hanya dengan sedikit kritikan. Ciri-ciri kepribadian narsistik biasanya dapat mulai terlihat pada kanak-kanak atau remaja.
Ciri Kepribadian Narsistik
Orang yang memiliki kecenderungan mengidap kepribadian narsistik ada baiknya konsultasi ke psikiater atau psikolog. Seseorang mengalami gangguan narsistik bila memiliki gejala berupa memiliki imajinasi atau perilaku yang menunjukkan bahwa ia lebih superior daripada orang lain (merasa lebih cantik, lebih hebat, lebih penting), serta kurang mempedulikan orang lain.
Lebih lanjut, diagnosis gangguan kepribadian narsistik dapat menjadi valid bila setidaknya ada lima atau lebih gejala berikut ini:
- Memiliki sikap atau perilaku yang berlebihan dalam membesar-besarkan pribadinya. Misalnya, merasa sangat mahir menyanyi padahal suaranya tidak merdu.
- Memiliki pikiran terus menerus bahwa ia adalah orang yang sangat sukses, memiliki pengaruh terhadap banyak hal dan sangat pintar.
- Meyakini kalau ia sangat istimewa sehingga hanya mau berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi.
- Selalu ingin pujian secara berlebihan.
- Merasa berhak atas segala sesuatu melebihi orang lain.
- Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri,
- Kurang berempati terhadap orang lain, tidak mampu mempedulikan perasaan dan kebutuhan orang lain.
- Mudah cemburu terhadap orang lain, atau meyakini bahwa banyak orang yang cemburu terhadap diri sendiri.
- Arogan.
Penyebab
Hingga saat ini, belum pasti apa yang menyebabkan seseorang memiliki gangguan kepribadian narsistik. Namun, banyak praduga kondisi ini muncul sebagai akibat dari kesalahan pola asuh. Atau beberapa hal yang pernah terjadi sebelumnya, seperti kekerasan, ditinggalkan, dimanjakan, atau dipuji terlalu berlebihan.
Anak yang dibesarkan oleh orangtua yang terlalu menekankan keistimewaan anak dan terlalu mengkritisi rasa takut dan kegagalan memiliki risiko untuk mengalami gangguan ini. Faktor gen atau masalah fisik dan psikologis juga menjadi salah satu penyebab gangguan kepribadian ini.
Pengobatan
Orang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik jarang mencari pertolongan atau pengobatan atas inisiatif sendiri.
Hal ini disebabkan karena pada umumnya ia merasa tidak ada masalah dengan dirinya. Biasanya, keluarga atau orang terdekat yang menganjurkan dan membawanya berobat.
Pengobatan narsistik membutuhkan waktu lama, dan kerjasama yang baik dari pasien. Pengobatannya oleh psikiater. Beberapa jenis pengobatan yang ampuh adalah jenis pengobatan terapi yaitu:
- Psikoterapi
Orang yang mengalami narsistik umumnya meyakini bila ia sempurna dan lebih unggul dari orang lain. Persepsi ini yang secara perlahan akan berubah melalui psikoterapi.
Secara perlahan, psikiater akan menolong penderita supaya berpikir lebih realistis, menyadari bahwa setiap manusia memiliki kekurangan, dan mengajarkan empati kepada orang lain.
- Terapi kelompok
Pada terapi kelompok, pengobatan dilakukan oleh psikiater bersama dengan beberapa pasien. Di sini, interaksi antar pasien diandalkan untuk ‘menghancurkan’ ego satu sama lain, dan bersikap suportif untuk bersama-sama mengatasi gangguan kepribadian yang dialami.
Obat-obatan tidak lazim untuk mengatasi gangguan kepribadian ini.